Minggu, 14 April 2013

Tugas Wawancara Guru


Untuk mendownload silahkan klik disini



BAB I
PENDAHULUAN

Manusia berbeda dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, manusia memiliki akal-budi yang menyebabkan manusia dapat berpikir, dapat membuat kehendak bebas untuk memilih dan menentukan apa yang dibuatnya dan dapat bertanggung jawab dengan apa yang dibuatnya itu. Akal ini tentu bisa saja “tumpul” bila tidak diasah, salah satu caranya adalah dengan belajar. Belajar bukan hanya bisa dilakukan secara formal tetapi juga bisa dilakukan secara informal. Sampai sekarang, belajar secara formal melalui instansi pendidikan seperti sekolah masih dianggap sebagai cara belajar yang efektif.

Ketika berbicara tentang sekolah, kita pasti akan selalu mengkaitkannya dengan guru. Guru memang memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar karena guru selalu dianggap sebagai sumber ilmu. Di sekolah, guru juga menjadi orang tua yang mengajarkan budi pekerti serta disiplin bagi peserta didik.

Tugas utama guru adalah mengajar. Mengajar diartikan sebagai seni dan ilmu mentrasformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu (Danim, 2010). .Seni dan ilmu mengajar ini yang sering kita kenal dengan istilah pedagogi. Secara umum, pedagogi tidak hanya berkutat dengan ilmu dan seni mengajar tetapi juga berkaitan dengan pembentukan generasi baru yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik.

Peran sebagai guru bukanlah hal yang mudah, banyak sekali hal-hal yang dituntut kepada guru. Misalnya saja ketika prestasi seorang siswa rendah, orang tua cenderung akan lebih menilai bahwa prestasi anaknya rendah disebabkan karena kesalahan guru, tanpa melihat kembali apakah murid tersebut memang sudah melakukan kewajibannya sebagai murid. Tanpa adanya kemauan murid untuk belajar tentu guru akan kesulitan memberikan pengetahuan yang dia miliki.

Beberapa ciri-ciri guru yang baik menurut Danim adalah tidak pernah terlambat ke kelas atau tidak memotong waktu belajar, memberikan respon terhadap keluhan siswa secara cepat dan akurat. Bekerja keras dan cerdas, lebih mengutamakan formalitas di ruang kelas, menunjukkan dan menandakan kejujuran, intelektual yang tinggi dan teliti, berdiri di atas pemikiran yang jernih dan adil, mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik siswa pada masing-masing kelas, dan guru harus secara cerdas menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan nilai-nilai intelektual siswa untuk terus belajar. Menurut Mellissa Kelly ada enam kunci sukses menjadi guru yang sukses yaitu rasa humor, bersikap positif, harapan tinggi, konsistensi, keadilan, dan keluwesan atau fleksibilitas.

Meskipun beberapa telah mencoreng nama baik guru sebagai pendidik, namun masih banyak guru yang tulus dan ikhlas mengabdikan dirinya bagi pendidika dan istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” memang sangat pantas diberikan kepada mereka atas jasa-jasanya.     

BAB II
HASIL WAWANCARA

Nama                                       : M. S. Surbakti
Tanggal wawancara                : 11 April 2013
Tempat wawancara                 : Rumah M. S. Surbakti
Waktu yang digunakan           : Pukul 19.16-19.34

Q         : Sudah berapa lama bibi bekerja sebagai guru?
A         : Berapa lama ya..? Dari tahun ’84 lah..
Q         : Oh tahun ’84 ya bi?
A         : Ia, berapa tahun lah sekarang itu..? 28 lah tahun ya..
Q         : Ia bi.. sudah lama ya bi.. Bibi mengajar mata pelajaran apa?
A         : Geografi
Q         : Bibi dulu pernah mengajar di tempat lain sebelum mengajar di sekolah yang sekarang?
A         : Belum.. belum pernah.. Dari tahun ’84 mulai ngajar ya disana terus sampai sekarang.
Q         : Oh gitu ya bi.. terus alasan bibi sendiri memilih untuk jadi guru kenapa?
A         : Gimana ya.. saya senang ngajar, dulu juga kan ngajar sekolah minggu.. gitu tamat tahun ’84 di ajak teman ngajar ya langsung mau.
Q         : Jadi di ajak sama teman ya bi?
A:        : Ia.
Q         : Bibi sendiri pernah punya cita-cita jadi guru gitu?
A         : Dulu ya.. saya lupa, cuma karena senang ngajar saja.
Q         : Jadi yang menjadi motivasi bibi untuk bekerja sebagai guru apa bi?
A         : Ya saya senang ngajar, pengen juga ngasih ilmu ke anak-anak gitu, daripada apa yang saya tahu saya simpan sendiri.
Q         : Terus bibi pernah nggak merasa menyesal memilih profesi sebagai guru?
A         : Gimana ya, saya senang gitu. Jadi nggak pernah ngerasa nyesal.
Q         : Gimana pandangan bibi terhadap murid-murid sekarang? Ada nggak perbedaannya dengan yang dulu waktu bibi pertama sekali mengajar?
A         : Kalau dulu di sekolahnya yang saya ajar ini kebanyakan bisa dibilang orang kelas menengah keatas lah.. jadi ya gimana kalau anak dari kelas menengah ke atas.. Mereka lebih mudah diajar cepat nangkap gitu. Kalau sekarang mereka lebih susah nangkap. Disiplin juga kurang.
Q         : Apa bibi pernah kesal atau marah gitu dikelas?
A         : Ya pastilah, namanya guru.. pasti pernah marah nggak mungkin tidak pernah marah.
Q         : Biasanya bibi marah karena apa?
A         : Ya kadang karena malas, ribut.. Kalau mereka melanggar peraturan ya pasti di hukum.
Q         : Biasanya yang melakukan kesalahan memang langsung dihukum bi?
A         : Mulai dari negur, kalau masih bisa ditegur.. Tapi kan mereka kadang nggak ngerti ya jadi harus marah.
Q         : Marahnya dalam bentuk apa bi? Apakah memukul?
A         : Biasanya mukul meja tapi kalau fisik atau mukul gitu nggak pernah lah.
Q         : Menurut bibi sendiri, hukuman yang bibi berikan efektif nggak?
A         : Efektif lah, nggak menyakiti mereka tapi tetap bisa mengatur mereka.
Q         : Emm.. Bibi sendiri hafal nggak semua nama-nama murid bibi?
A         : Nama nggak, saya akuilah itu kelemahan saya. Susah sekali ngafal nama. Tapi kalau wajah ingat, kayak yang sudah tamat 20 tahun lalu juga kalau wajahnya saya ingat ini murid saya, tapi kalau nama nggak.
Q         : Bagaimana bibi tahu apa yang bibi ajarkan itu dipahami oleh murid bibi?
A         : Ya kalau mereka nggak ngerti kan pasti keliatan itu dri mukanya, bingung.. saya tanyain, sudah mengerti belum. Kalau belum ya dijelaskan lagi, kita kan nggak mungkin ngelanjut terus ngikutin yang cepat ngerti.
Q         : Kalau “tes dadakan” gitu sering nggak bi?
A         : Apa itu?
Q         : Kayak disuruh ngejawab pertanyaan gitu bi..
A         : Oh pastilah, tiap masuk pasti di tanya-tanya materinya yang kemarin apa. Sekaligus ngulang kan.
Q         : Bibi sering ngasih PR?
A         : Saya termasuk sering ngasih PR.
Q         : Kalau disuruh nyari tugas dari internet pernah bi?
A         : Ya beberapa kali pernah, Cuma nggak sering kali.
Q         : Cara mengajar bibi di kelas apa selalu sama?
A         : Nggak lah.. Saya ganti-ganti.
Q         : Contohnya bi?
A         : Contohnya? Kadang mulai kelas mereka disuruh baca dulu, saya suruh mereka cari dua kata inti dari topik hari ini. Mereka mau nyoba, terkadang memang ada yang masih salah atau kurang pas. Nanti kalau ada yang benar pasti senang dia. Terus kadang mereka disuruh presentasi di depan kelas, diskusi kelompok, kalau ceramah sendiri jarang. Karena kalau ceramah itukan jadi kita yang belajar bukan anak-anaknya.
Q         : Yang presentasi itu tujuannya buat apa bi?
A         : Ya pasti ngelatih mereka ngomong di depan kelas.
Q         : Kalau hasilnya sendiri gimana bi?
A         : Kalau dulu pasti mereka semangat, saling diskusi gitu, sekarang ya belum apa-apa anaknya sudah gugup, terus mereka juga susah diajak aktif.
Q         : Pernah ngajar di luar kelas bi?
A         : Kalau studi tur pasti kalau kita ke danau di jelaskan bagaimana terbentuknya danau, tapi kalau buat belajar di luar ruangan ini nggak pernah. 
Q         : Apa yang biasa bibi lakukan kalau murid bibi kelihatannya udah bosan atau ngantuk gitu di kelas?
A         : Sering saya buat intermezo.. cerita-cerita gitu yang lucu-lucu lah.. kalau sudah fresh mereka baru lanjut lagi.. kalau nggak ya saya suruh cuci muka dulu.
Q         : Apa filosofi bibi dalam mengajar?
A         : Apa ya? Nggak ada.. Tapi pokoknya saya ngajar dengan semampu saya, inginnya sih mereka bisa dapat apa yang saya ajarkan dan bisa dipergunakan untuk masa depannya nanti.
Q         : Kalau pendekatan bibi dalam mengajar?
A         : Bikin mereka kayak teman. Biar mereka juga bisa dekat.
Q         : Bagaimana pandangan bibi tentang pendidikan di Indonesia?
A         : Sudah bagus. Mereka pasti yang di atas juga mikirin apa yang terbaik juga kan.Tapi ya kalau bisa kurikulum jangan terlalu cepat ganti. Kami juga masih adaptasi udah berubah lagi kurikulumnya. Maunya ya kalau mau berubah di evaluasi dulu kurikulum yang ada.

BAB III
PEMBAHASAN

Bila dikaitkan dengan pengertian pedagogi, “seni” yang menjadi bagian dari arti pedagogi terlihat jelas dengan adanya variasi dari metode pengajaran yang diberikan hal ini terlihat dari jawaban subjek “Kadang mulai kelas mereka disuruh baca dulu, saya suruh mereka cari dua kata inti dari topik hari ini. Mereka mau nyoba, terkadang memang ada yang masih salah atau kurang pas. Nanti kalau ada yang benar pasti senang dia. Terus kadang mereka disuruh presentasi di depan kelas, diskusi kelompok, kalau ceramah sendiri jarang. Karena kalau ceramah itukan jadi kita yang belajar bukan anak-anaknya.

Bila dikaitkan dengan pedagogi progresif, subjek juga menggunakan perkembangan teknologi dalam membantu pengembangan pengajaran seperti digambarkan dengan menyuruh mencari tugas dari internet dan memberikan tugas dalam bentuk presentasi.

Beberapa ciri guru yang baik:
  1. Memiliki kesadaran akan tujuan;
  2. Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa;
  3. Mentoleransi ambiguitas;
  4. Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa;
  5. Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui;
  6. Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka;
  7. Belajar dari berbagai model;
  8. Menikmati pekerjaan dan siswa mereka
Jika dihubungkan dengan hasil wawancara diatas, maka subjek telah memiliki beberapa ciri
dari guru yang baik seperti: 
-          Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa
Terlihat dari kalimat subjek “Tapi pokoknya saya ngajar dengan semampu saya, inginnya sih mereka bisa dapat apa yang saya ajarkan dan bisa dipergunakan untuk masa depannya nanti.”
-          Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa
Terlihat dari kalimat subjek “Contohnya? Kadang mulai kelas mereka disuruh baca dulu, saya suruh mereka cari dua kata inti dari topik hari ini. Mereka mau nyoba, terkadang memang ada yang masih salah atau kurang pas. Nanti kalau ada yang benar pasti senang dia. Terus kadang mereka disuruh presentasi di depan kelas, diskusi kelompok, kalau ceramah sendiri jarang. Karena kalau ceramah itukan jadi kita yang belajar bukan anak-anaknya.”
-          Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka
Terlihat dari kalimat subjek “Ya saya senang ngajar, pengen juga ngasih ilmu ke anak-anak gitu, daripada apa yang saya tahu saya simpan sendiri.”
-          Menikmati pekerjaan dan siswa mereka
Terlihat dari kalimat subjek “Gimana ya, saya senang gitu. Jadi nggak pernah ngerasa nyesal.”

Berdasarkan top 10 kualitas guru yang baik, subjek memenuhi beberapa poin yaitu
  1. Patience (kesabaran);
Jika dilihat dari hasil wawancara, subjek menunjukkan kesabaran dengan mau menasehati terlebih dulu ketika muridnya melakukan kesalahan dan tidak memberikan hukuman fisik.
  1. True compassion for their students (memiliki kasih sayang sejati pada siswanya)
Kasih sayang sejati ini ditunjukkan dengan mau menjelaskan kembali materi yang kurang dipahami oleh siswanya.
  1. Understanding (pemahaman)
Subjek paham bahwa metode mengajar tidak boleh kaku mengubah metode mengajar agar siswa paham selain itu subjek juga tahu bagaimana kemampuan siswanya sehingga bisa membedakan yang mengerti dan yang kurang mengerti.
  1. Dedication to excellent (dedikasi untuk keunggulan)
Bukan hanya dengan memberikan tugas (PR), subjek selalu menguji dengan menanyakan materi sebelumnya.
  1. Passion of life (bergairah untuk hidup)
Subjek merasa senang dan tidak pernah merasa menyesal memilih profesi sebagai guru.

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan:
  1. Subjek menerapkan ilmu dan seni dari pedagogi.
  2. Subjek melibatkan perkembangan teknologi dalam proses mengajar.
  3. Subjek telah menunjukkan ciri-ciri guru yang baik yaitu memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa, menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa, mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka.dan menikmati pekerjaan dan siswa mereka.
  4. Subjek juga memenuhi sebagian dari top 10 kualitas guru yang baik yaitu Patience (kesabaran); True compassion for their students (memiliki kasih sayang sejati pada siswanya); Understanding (pemahaman); Dedication to excellent (dedikasi untuk keunggulan); dan Passion of life (bergairah untuk hidup) 
BAB V
TESTIMONI DAN SARAN

  1. TESTIMONI
Tugas wawancara ini membantu saya dalam memahami pola pikir guru dan pandangan mereka tentang pendidikan. Selain itu saya juga mengetahui hal-hal baru dimana ternyata guru juga selalu berpikir untuk memberikan cara yang mudah supaya siswa lebih mudah memahami apa yang diajarkan dan mereka juga kurang merasa nyaman dengan perubahan kurikulum yang terlalu cepat.

  1. SARAN
Untuk mata kuliah pedagogi:
Sebaiknya tugas ini tetap terus diberikan pada siswa yang mengambil mata kuliah ini karena dari tugas wawancara ini memberikan manfaat bagi siswa yang mempelajari pedagogi dan tertarik dengan dunia pendidikan.

Untuk guru:
Sebaiknya bagi guru diberikan pengajaran dalam bentuk kuliah atau seminar tentang hal-hal yang berkaitan dengan pedagogi karena dengan begitu semua guru bisa memiliki dasar pemikiran yang sama, beberapa guru mampu memiliki prestasi sebagai guru baik bukan karena pendidikan yang di ikutinya tetapi malah karena pengalamannya secara langsung di lapangan dan hal itu tentunya memerlukan waktu yang cukup lama.   


DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta.

0 komentar: